Pengalaman Belajar

Bahasa Inggris itu susah, bikin orang males belajar. hingga gak ada minat sama sekali tiap kali guru Inggris masuk kelas. Belum lagi kalo kebetulan gurunya rada killer. Makin eneg deh. Yang penting PR sudah dikerjakan, sudah merasa aman. Entah itu nyontek atau minta pacar yang mengerjakan. Alasan-alasan yang begini ini sudah umum di mana-mana. Yakin deh. Bagi yang gak bisa sama sekali, makin merasa gak guna buat belajar yang beginian. Apalagi meski masuk UNAS, sudah bukan patokan utama kelulusan.

Berangkat dari cara pandang di atas, sebagai guru kelas tiga SMK, fenomena ini agak meresahkan juga. Bayangin, tiga tahun mereka belajar bahasa Inggris jangan sampelah gak dapet apa-apa. Terutama bagi yang merasa BLAS gak bisanya. Harus ada sesuatu yang baru, experience yang membuat mereka ingat pernah melakukannya. Sesuatu yang bisa membangkitkan percaya diri mereka. Berani tampil dengan pengalaman belajar. Terserah orang pendidikan menyebutnya sebagai apa, tapi saya lebih suka dengan menyebutnya sebagai pengalaman belajar.


Ada beberapa materi di kurikulum KTSP, terutama untuk kelas tiga, yang bisa kita terapkan pengalaman belajar pada siswa. Pengalaman belajar yang saya maksudkan bukan sekedar role play atau praktek berbicara bahasa Inggris di depan kelas. Tapi saya ingin menampilakan real situation pada mereka. Meski jauh lebih ribet, tapi kita harus konsisten dalam melaksanakanya. Gak penting sejauh mana mereka hafal dialog atau materi presentasinya, tapi keberanianlah yang lebih utama mendominasi dalam pengalaman belajar ini.

Di semester pertama, ada materi monolog text. Kita bisa minta mereka browsing, dan masing-masing mempresentasikan materi yang sudah mereka temukan. Hal yang wajib dalam setiap presentasi adalah, opening, introducing, dan closing. mereka harus terbiasa hafal di luar kepala cara membuka presentasi, memberkenalkan diri dan menutup presentasi. Di awal mungkin agak kaku, tapi biarkan saja, konsistenlah seperti awal, jangan menurunkan kualitas atau melanggar komitmen. nanti mereka akan terbiasa.

Selain monolog teks ada materi ungkapan-ungkapan dalam dialog yang bisa dipakai role play oleh siswa. Ciptakan real situation, kalo itu  berupa resesrvasi, mintalah mereka menyiapkan perlengkapannya. baik itu telepon meja, buku, tamu, daftar menu dan sebagainya. Ingatkan pula dengan penampilan siswa dalam berpakaian. mintalah mereka semirip mungkin seperti resepsionis, guest, atau waiter lengkap dengan asesoris mereka. Semuanya disesuaikan dengan situasi dialog yang akan mereka tampilkan. Tentunya sangat ribet, tapi ingatlah komitmen awal. Jangan melanggar atau menurunkan standar kualitas. Nantinya, mereka akan sangat mengingat hal ini, karna mereka sudah melakukan pengalaman belajar bukan sekedar menghafal dialog.

Materi yang lain yang bisa digunakan adalah presentasi hasil prakerin dalam slide power point, tentunya berbahasa inggris. Merek secara tidak langsung akan belajar membuat power point yang terbaik karna itu Anda masukkan dalam kriteria penilaian. Biasakan pula mereka dengan pakaian resmi ketika melakukan presentasi, dengan jas almamater mereka dan sepatu berhak, atau vantofel. Mereka akan serasa menghadapi real presentation di lingkungan kerja. Biarkan mereka terbiasa dengan itu, karna mereka sebentar lagi juga akan menemui dunia kerja.

Pengalaman belajar yang lain dan tidak kalah penting adalah job interview. Dengan beberapa pertanyaan dan jawaban yang sudah mereka hafal di rumah, mereka akan tampil dengan menjawab pertanyaan yang sudah Anda acak. Jangan mengabaikan penampilan mereka. pakaian resmi, sepatu, map lamaran kerja, dan tas yang formal adalah asesoris yang tidak bisa dilewatkan. Menarik bukan?

Satu hal yang tidak boleh tertinggal adalah, penjelasan detil materi sebagai bekal mereka presentasi dan penjelasan tata cara mereka presentasi. Anda harus siap membuaka pintu pertanyaan kapanpun mereka butuhkan. Dengan layanan konseling setiap waktu, akan menguatkan presentasi mereka. Hargailah setiap penampilan mereka, didiklah siswa- siswa Anda agar menghargai penampilan temannya tanpa adanya kritik saat penampilan berlangsung. Masukan dan kritik bisa disampaikan setelah presentasi sebagai koreksi penampilan mereka.

Saya yakin, semalas apapun murid Anda, sesusah apapun pandangan mereka pada bahasa Inggris, mempraktikan real situation di depan kelas akan jauh lebih menarik dan berkesan dalam pembelajaran mereka. Paling tidak, ada hal lain yang bisa mereka gali selain bahasa Inggris yang membosankan bagi mereka, yaitu melatih kepercayaan diri mereka. Selamat Mencoba!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Good Question makes A Great Teacher

DICARI: MAHASISWA KRITIS