Good Question makes A Great Teacher



               Jaman kuliah dulu, ada salah satu dosen yang selama saya ikut mata kuliahnya, hampir tidak pernah berdiri dari tempat duduknya. Orangnya unik, dengan kendaraan roda dua jadul tiap kali ke kampus. Selama 4,5 tahun saya kuliah dan tiap kali saya ambil mata kuliahnya, beliau cuman duduk manis dan mengoceh  sambil merem dari awal masuk sampai jam mata kuliahnya habis. Boring banget. Hampir  setiap kuliahnya saya selalu ketiduran. Padahal, saya selalu ambil tempat di baris depan agar tidak selalu terulang. Tapi, toh Beliau mungkin juga tidak sadar kalo temen-temen saya sekelas juga mengalami hal yang sama seperti saya, kan dia selalu menutup mata. Ada salah satu temen saya mengatakan bahwa beliau tidak bisa menerima kenyataan kalo tidak ada satu mahasiswapun yang memperhatikan kuliahnya.
                Oneday, di mata kuliah LA Drama beliau kembali membacakan Romeo and Juliet sebagai drama yang kita bahas hari itu. Karna tidak ingin hal yang sama terulang lagi, saya teringat dengan ucapan Pak Budi Dharma, satrawan besar yang ngajar Literary Trend class. Saya langsung menyampaikan bahwa, menurut pak Budi, Beliau itu sangat ahli dalam hal American Dream dan saya tawarkan beliau untuk menjelaskan kepada kami.
Awalnya, beliau cuman tersenyum, dan mengatakan kalo pak Budi terlalu melebih-lebihkannya. Tapi, kemudian berdiri dari kursinya, dan meletakkan Drama Romeo and Juliet di kursinya. Hal yang paling ajaib selama saya mengikuti mata kuliahnya. Beliau menuliskan di papan, American Dream, dan membuka kuliahnya dengan kisah The Great Gatsby, menceritakan analisisnya tentang itu, gambaran masyarakat America di  masa itu, mimpi-mimpi mereka, dan banyak hal tentang American Dream. Sesaat, saya melihat mata beliau yang begitu bersemangat menjelaskannya, sama seperti mata teman-teman sekelas saya yang begitu antusias mendengarkannya. Kelas kami hidup, banyak pertanyaan, dan terjadi diskusi yang menarik. Kami benar-benar tidak menyangka betapa keren dan hebatnya beliau saat itu.
Kemudian saya baru memahami kenapa beliau begitu aneh. Beliau sempat mengisahkan kisah kuliahnya di Amerika, dan pemikiran orang-orang yang ditemuinya. Ditambahkannya juga beberapa teori sastra yang dipelajarinya disana. Kata teman saya, mungkin apa yang beliau pelajari saat itu sudah mempengaruhi kepribadiannya. Bahkan ada yang menyebutnya mirip dengan tokoh Bartleby The Scrivener kayak yang pernah dibahasnya Di LA Prose. Ada yang mengatakannya mirip tokoh Meusault, dalam The Strangernya Albert Camus.
Saat dia mengakhiri mata kuliahnya, tidak ada teman sekelas saya yang tertidur, dan tidak ada yang menyadari bahwa waktu telah berakhir kecuali setelah kelas Listening yang disamping kelas kami sudah keluar dari Lab. Salah satu teman saya, mengatakan “Keren ternyata orang ini. Cit, hebat kamu sudah bikin singa ini bangun dari tidurnya. Semua gara-gara pertanyaan kamu”.  Mungkin sepele, tapi saya sampai sekarang sangat mengingat kejadian itu,  dan ucapan teman saya. Jangan sampai kita ini termasuk guru yang membosankan dengan gaya mengajar yang itu-itu saja. Dan menunggu pancingan pertanyaan yang bisa membangkitkan gairah mengajar kita. (Bertanya pada diri sendiri)


Selesai di 17 maret 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Belajar

DICARI: MAHASISWA KRITIS