Postingan

Pengalaman Belajar

Bahasa Inggris itu susah, bikin orang males belajar. hingga gak ada minat sama sekali tiap kali guru Inggris masuk kelas. Belum lagi kalo kebetulan gurunya rada killer. Makin eneg deh. Yang penting PR sudah dikerjakan, sudah merasa aman. Entah itu nyontek atau minta pacar yang mengerjakan. Alasan-alasan yang begini ini sudah umum di mana-mana. Yakin deh. Bagi yang gak bisa sama sekali, makin merasa gak guna buat belajar yang beginian. Apalagi meski masuk UNAS, sudah bukan patokan utama kelulusan. Berangkat dari cara pandang di atas, sebagai guru kelas tiga SMK, fenomena ini agak meresahkan juga. Bayangin, tiga tahun mereka belajar bahasa Inggris jangan sampelah gak dapet apa-apa. Terutama bagi yang merasa BLAS gak bisanya. Harus ada sesuatu yang baru, experience yang membuat mereka ingat pernah melakukannya. Sesuatu yang bisa membangkitkan percaya diri mereka. Berani tampil dengan pengalaman belajar. Terserah orang pendidikan menyebutnya sebagai apa, tapi saya lebih suka dengan me

DICARI: MAHASISWA KRITIS

Sebulan yang lalu ada kawan yang meminta saya menuliskan tentang kritik program bidik Misi untuk dibahas bersama dalam sebuah diskusi. Ada satu hal yang cukup jadi perhatian saya di akhir diskusi, yang justru luput dari pendalaman analisis dalam tulisan saya. Sebuah fakta tentang aturan yang tidak tertulis tentang mahasiswa Bidik Misi, yaitu mereka tidak boleh mengikuti aksi, demontrasi di dalam atau di luar wilayah kampus. Baik itu aksi   yang mengkritik instansi kampus ataupun pemerintah. Fakta ini justru saya temukan dari blog-blog mahasiswa yang menjadi peserta bidik misi. Baik itu di kampus-kampus negri di Sumatra ataupun di jawa, termasuk Surabaya. Semua menyebutkan bahwa itu bukan aturan wajib yang tertulis, tapi ini aturan tidak tertulis. Anehnya, beberapa mahasiswa mengatakan ada lembar pernyataan tentang ini. Jika mereka ketahuan melakukannya, mereka harus siap beasiswanya dicabut (Coba search di google kalo tidak percaya).

Good Question makes A Great Teacher

                Jaman kuliah dulu, ada salah satu dosen yang selama saya ikut mata kuliahnya, hampir tidak pernah berdiri dari tempat duduknya. Orangnya unik, dengan kendaraan roda dua jadul tiap kali ke kampus. Selama 4,5 tahun saya kuliah dan tiap kali saya ambil mata kuliahnya, beliau cuman duduk manis dan mengoceh   sambil merem dari awal masuk sampai jam mata kuliahnya habis. Boring banget. Hampir   setiap kuliahnya saya selalu ketiduran. Padahal, saya selalu ambil tempat di baris depan agar tidak selalu terulang. Tapi, toh Beliau mungkin juga tidak sadar kalo temen-temen saya sekelas juga mengalami hal yang sama seperti saya, kan dia selalu menutup mata. Ada salah satu temen saya mengatakan bahwa beliau tidak bisa menerima kenyataan kalo tidak ada satu mahasiswapun yang memperhatikan kuliahnya.